Entri Populer


30 Mei 2012

Bosan jadi messenger

Andai messenger bisa jadi manager,mungkin saya akan memilih opsi yang kedua,hahaha…agak jauh dari realistis memang,tapi saya akan bercerita tentang messenger alias si penyampai pesan ( mungkin ada yang bisa lebih mengartikannya lagi,sok monggo ?? ) Kalau tukang penyebar undangan,apa bisa disebut messenger juga? Padahal dia bertugas menyampaikan pesan dari si pemberi hajat kepada yang di undang,jarak yang puluhan kilometer atau ratusan kilometer pun harus ditempuh agar pesan yang benar-benar di sampaikan sampai kepada nama yg tertera di dalam undangan,sudah 2 tahun ini saya melakoni pekerjaan sampingan seperti itu di kala tidak ada rutinitas pekerjaan atau jadwal setiap minggu,dan saya melakoninya dengan riang walau terkadang saya juga menemukan hal yang tidak menyenangkan misalnya tidak bertemu dengan si penerima atau kendala kendala di dalam perjalanan. Di balik itu saya banyak memiliki pengalaman yang luar biasa,misalnya saya banyak mendapatkan nice info atau sekedar bersilaturahmi dengan kawan – kawan lama,atau yang dahulu pernah menjadi lawan bisa menjadi kawan,tak Cuma itu kadang saya jadi lebih mengetahui tempat-tempat baru yang belum pernah saya singgahi beserta rute jalan tikusnya ( kerenn kan ). Andai sang messenger benar-benar bosan dengan pekerjaannya,dan cerita ini hanya akan menjadi cerita tersendiri bagi saya,karena saya sedang membidik side job lain yang lebih menggiurkan, hehehe